An-Nisaa’
Tafsir Ibnu Katsir Surah An-Nisaa’(Wanita)
Surah Madaniyyah; surah ke 4: 176 ayat
Tafsir Ibnu Katsir Lengkap Klik Disini
Surah Madaniyyah; surah ke 4: 176 ayat
Tafsir Ibnu Katsir Lengkap Klik Disini
An-Nisaa’, ayat: 1
-Perintah Allah untuk bertakwa kepada-Nya
An-Nisaa’, ayat: 2-4
-Perintah Allah untuk menyerahkan keseluruhan harta anak yatim, jika mereka telah baligh dan ancaman dari memakannya
-Dibolehkannya menikahi wanita hingga empat orang, asalkan memiliki kemampuan dan dapat berbuat adil di antara mereka
-Perintah memberikan mahar (maskawin) kepada wanita
An-Nisaa’, ayat: 5-6
-Bimbingan Allah dalam mengurus harta anak yatim
An-Nisaa’, ayat: 7-10
-Laki-laki dan wanita mendapatkan hak waris sesuai dengan bagian yang telah ditentukan untuk masing-masingnya
-Perintah untuk bersedekah kepada orang fakir dari kerabat yang bukan ahli waris, anak-anak yatim dan orang orang miskin di saat pembagian waris
-Perintah untuk memperhatikan kemaslahatan ahli waris
-Ancaman bagi orang yang memakarr harta anak yatim secara zhalim
An-Nisaa’, ayat: 11
-Pokok-pokok dalam hukum waris
An-Nisaa’, ayat: 12
-Pokok-pokok dalam hukum waris
An-Nisaa’, ayat: 13-14
-Perintah untuk mentaati ketentuan-ketentuan yang telah Allah gariskan, khususnya dalam hal waris
An-Nisaa’, ayat: 15-16
-Mengenai hukuman zina pada permulaan Islam yang kemudian dihapus-Nya dengan hukum jild (cambuk) dan rajam
An-Nisaa’, ayat: 17-18
-Allah menerima taubat seseorang selama ajal belum sampai ke tenggorokan
An-Nisaa’, ayat: 19-22
-Larangan untuk mewarisi wanita sebagaimana yang terjadi pada masa sebelum Islam.
-Larangan untuk menyusahkan isteri, karena untuk mengambil kembali mahar.
-Perintah untuk bergaul dengan baik terhadap isteri.
-Larangan untuk mengambil kembali mahar yang telah diberikan.
-Larangan untuk menikahi wanita yang telah dinikahi oleh Bapak
An-Nisaa’, ayat: 23-24
-Para mahram yang haram dinikahi dan beberapa ketentuan lainnya yang berkenaan dengan wanita yang haram dinikahi
An-Nisaa’, ayat: 25
-Keterangan mengenai menikahi budak
An-Nisaa’, ayat: 26-28
-Allah berkehendak untuk menjelaskan hukum-Nya, mengampuni dan memberikan keringanan kepada orang-orang mukmin
An-Nisaa’, ayat: 29-31
-Larangan untuk memakan harta sesame manusia dengan bathil, kecuali dengan jalan perdagangan
An-Nisaa’, ayat: 32
-Larangan untuk iri terhadap apa yang dimiliki seseorang dan juga larangan terhadap in hatinya wanita untuk disamakan dengan laki-laki
An-Nisaa’, ayat: 33
-Hak ahli waris untuk menerima pembagian dari peninggalan kedua orang tua dan kerabat keluarganya.
-Penjelasan mengenai sumpah setia dan hubungannya dengan warisan
An-Nisaa’, ayat: 34
-Pengutamaan laki-laki terhadap wanita.
-Sifat wanita shalihah.
-Mengenai wanita yang nusyuz
An-Nisaa’, ayat: 35
-Mendamaikan perselisihan antara suami isteri
An-Nisaa’, ayat: 36
-Perintah untuk beribadah kepada Allah dan berbuat baik kepada ibu bapak dan kepada beberapa orang lainnya yang Allah rinci penyebutannya
An-Nisaa’, ayat: 37-39
-Ancaman terhadap perbuatan bakhil dan riya’
An-Nisaa’, ayat: 40-42
-Allah tidak menyia-nyiakan amal seorang hamba walau sekecil apa pun amal itu, bahkan Allah melipatgandakan pahala amal tersebut
An-Nisaa’, ayat: 43
-Larangan bagi orang mabuk untuk mengerjakan shalat, hal ini terjadi sebelum khamr diharamkan
An-Nisaa’, ayat: 44-46
-Laknat Allah ‘ kepada orang Yahudi
An-Nisaa’, ayat: 47-48
-Kewajiban Ahlul Kitab untuk beriman kepada al-Qur’an
-Diampuninya seluruh dosa kecuali syirik kepada Allah
An-Nisaa’, ayat: 49-52
-Celaan Allah terhadap Yahudi dan Nasrani
-Pembahasan mengenaijibt dan thaghut
An-Nisaa’, ayat: 53-55
-Celaan Allah terhadap Yahudi dan Nasrani berkenaan dengan kebakhilan dan kedengkian mereka
An-Nisaa’, ayat: 56-57
-Ancaman Allah terhadap orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan kabar gembira bagi orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih
An-Nisaa’, ayat: 58
-Kewajiban untuk menunaikan amanat.
-Kewajiban bagi para hakim untuk menegakkan keadilan di antara manusia
An-Nisaa’, ayat: 59
-Perintah untuk mentaati Allah , Rasul-Nya dan Ulil Amri.
-Perintah untuk kembali (merujuk) kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, jika terjadi perbedaan pendapat
An-Nisaa’, ayat: 60-63
-Ancaman Allah terhadap orang yang tidak berhujjah kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya
-Ancaman Allah ‘ terhadap orang-orang munafik
An-Nisaa’, ayat: 64-65
-Seseorang belum beriman hingga ia ridha terhadap apa yang diputuskan oleh Rasulullah
An-Nisaa’, ayat: 66-70
-Kedudukan orang yang mentaati Allah dan Rasul-Nya
An-Nisaa’, ayat: 71-74
-Kewajiban untuk bersiap-siaga dan waspada terhadap serangan musuh
-Keadaan orang munafik dalam keengganan dan berlambat-lambatnya mereka dalam menghadapi perang
An-Nisaa’, ayat: 75-76
-Dorongan Allah terhadap orang-orang mukmin untuk berperang di jalan Allah dan menyelamatkan orang-orang yang tertindas di kota Makkah
An-Nisaa’, ayat: 77-79
-Celaan Allah terhadap orang-orang yang takut perang.
-Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah. Dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri
An-Nisaa’, ayat: 80-81
-Barangsiapa yang mentaati Rasulullah berarti ia telah mentaati Allah Penipuan orang-orang munafik
An-Nisaa’, ayat: 82-83
-Perintah untuk mentadabburi al-Qur’an.
-Larangan Allah terhadap terburu-buru dalam menyebarkan suatu berita sebelum diteliti terlebih dahulu kebenarannya
An-Nisaa’, ayat: 84-87
-Dorongan Allah kepada Nabi-Nya dan kepada orang-orang mukmin untuk berperang
-Mengenai memberikan syafa’at (pertolongan).
-Cara menjawab salam.
-Allah bersumpah bahwa Ia akan mengumpulkan manusia pada hari Kiamat
An-Nisaa’, ayat: 88-91
-Teguran Allah ‘ terhadap sikap orang mukmin dalam menghadapi orang-orang munafik dan petunjuk Allah dalam menghadapi mereka
An-Nisaa’, ayat: 92-93
-Ancaman bagi orang yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja
An-Nisaa’, ayat: 94
-Perintah untuk meneliti dan hati-hati dalam membunuh seseorang dalam peperangan
An-Nisaa’, ayat: 95-96
-Keutamaan orang yang berjihad di jalan Allah
An-Nisaa’, ayat: 97-100
-Balasan bagi orang yang tinggal bersama orang-orang musyrik, padahal mereka tidak mungkin untuk menegakkan agama di sana, dan mereka sebenarnya sanggup untuk berhijrah.
-Dorongan untuk berhijrah
An-Nisaa’, ayat: 101
-Pensyari’atan mengqashar shalat dalam safar
An-Nisaa’, ayat: 102
-Pensyari’atan shalat khauf
An-Nisaa’, ayat: 103-104
-Perintah untuk berdzikir setelah shalat
-Penekanan terhadap kewajiban shalat
-Larangan dari bersikap lemah
An-Nisaa’, ayat: 105-109
-Petunjuk Allah bagi Rasul-Nya dalam menetapkan dan memutuskan hukum
An-Nisaa’, ayat: 110-113
-Allah pasti mengampuni orang yang bertaubat kepada-Nya
-Ancaman bagi orang yang melemparkan tuduhan kepada orang yang tidak bersalah
-Karunia Allah yang besar yang diberikan kepada Rasulullah
An-Nisaa’, ayat: 114-115
-Keutamaan untuk menganjurkan bersedekah dan mendamaikan orang yang sedang berselisih.
-Ancaman bagi orang yang menyelisihi Rasulullah dan ijma’
An-Nisaa’, ayat: 116-122
-Allah tidak mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa selain itu
-Ancaman bagi perbuatan syirik.
-Janji Allah bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih
An-Nisaa’, ayat: 123-126
-Agama itu bukan dengan hiasan dan angan-angan, tetapi agama adalah sesuatu yang tertanam dalam hati dan dibuktikan
dengan amal perbuatan.
-Balasan terhadap perbuatan jelek dan perbuatan baik.
-Pujian terhadap mengikhlaskan amal kepada Allah dan mengerjakan kebaikan, serta mengikuti agama Ibrahim yang hanif (lurus)
An-Nisaa’, ayat: 127
-Perintah Allah 39 untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap urusan anak yatim dan anak-anak yang dipandang masih lemah
An-Nisaa’, ayat: 128-130
-Tuntunan Allah ‘ dalam penyelesaian dengan damai terhadap kekhawatiran isteri akan nusyuz atau sikap acuh tak acuh dari pihak suami.
-Larangan untuk terlalu cenderung kepada salah seorang isteri dan membiarkan yang lainnya terkatung-katung
An-Nisaa’, ayat: 131-134
-Perintah untuk bertakwa kepada Allah
An-Nisaa’, ayat: 135
-Perintah untuk melaksanakan persaksian dengan benar (jujur), walaupun terhadap diri sendiri
An-Nisaa’, ayat: 136
-Perintah Allah kepada orang-orang beriman untuk memasuki seluruh syari’at, cabang, rukun dan seluruh tiang keimanan
An-Nisaa’, ayat: 137-140
-Tidak ada taubat bagi orang yang murtad untuk kedua kaiinya dan semakin bertambah kekufurannya setelah itu
-Ancaman bagi orang-orang munafik dan orang-orang kafir
-Larangan untuk duduk bersama orang-orang yang sedang mengingkari dan mengolok-olok ayat Allah
An-Nisaa’, ayat: 141
-Sebagian sifat orang-orang munafik
An-Nisaa’, ayat: 142-143
-Di antara sifat lainnya dari orang-orang munafik
An-Nisaa’, ayat: 144-147
-Larangan untuk menjadikan orang-orang kafir sebagai wali
-Adzab Allah bagi orang-orang munafik.
-Allah memaafkan bagi orang munafik yang bertaubat, lalu memperbaiki diri, berpegang teguh kepada Allah ikhlaskan agamanya kepada Allah
An-Nisaa’, ayat: 148-149
-Allah tidak menyukai ucapan buruk yang diucapkan dengan terus-terang, kecuali oleh orang yang dianiaya.
-Perbuatan baik, yang disembunyikan maupun yang dinyatakan atau perbuatan memaafkan orang lain, semua itu akan
mendekatkan diri seseorang kepada Allah dan Allah akan memberikan pahala di sisi-Nya
An-Nisaa’, ayat: 150-152
-Kafirnya orang yang memisahkan antara keimanan terhadap Allah dan keimanan terhadap Rasul-Nya
-Kabar gembira bagi orang yang beriman kepada Allah dan seluruh Rasul-Nya, serta tidak membedakan seorang pun
di antara mereka
An-Nisaa’, ayat: 153-154
-Tidak dikabulkannya permohonan orang Yahudi agar diturunkan sebuah kitab dari langit kepada mereka, karena hal itu tidak akan menjadikan mereka taat dan beriman sebagaimana permintaan mereka sebelumnya kepada Nabi Musa
An-Nisaa’, ayat: 155-159
-Berbagai dosa dan pelanggaran serta kejahatan yang diperbuat.oleh Yahudi. Di antaranya adalah tuduhan keji mereka terhadap Maryam dan pengakuan mereka bahwa mereka telah membunuh `Isa dan penjelasan Allah mengenai hal tersebut
An-Nisaa’, ayat: 160-162
-Kezhaliman dan pelanggaran Yahudi, hukuman Berta ancaman Allah bagi mereka
-Pujian dan janji Allah bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih dan orang-orang yang masuk Islam di antara orang-orang Yahudi
An-Nisaa’, ayat: 163-165
-Penetapan nubuwwah dan kerasulan bagi Rasulullah, sebagaimana diberikannya nubuwwah dan kerasulan kepada Nabi dan Rasul yang lainnya
-Musa adalah kalimullah (orang yang berbicara dengan Allah)
An-Nisaa’, ayat: 166-170
-Penetapan kebenaran al-Qur’an, bahwa al-Qur’an benar-benar diturunkan dari Allah
-Di antara tujuan diutusnya para Rasul
An-Nisaa’, ayat: 171
-Peringatan Allah terhadap Ahlul Kitab (khususnya Nashara), agar jangan ghuluww (berlebihan) dalam mengangkat Nabi
`Isa sehingga sampai ke derajat menyembahnya, dan kesalahan serta dusta mereka dalam anggapan dan keyakinan mereka terhadap Allah
An-Nisaa’, ayat: 172-173
-Nabi `Isa dan para Malaikat tidaklah enggan untuk menjadi hamba Allah dan untuk beribadah kepadanya.
-Janji Allah kepada orang yang beriman kepada-Nya dan mengerjakan amal shalih.
-Ancaman Allah ” bagi orang yang enggan dan sombong untuk beribadah dan mentaati Allah
An-Nisaa’, ayat: 174-175
-Perintah Allah kepada seluruh manusia agar beriman kepada al-Qur’an.
-Janji Allah bagi orang yang beriman dan berpegang teguh kepada agama-Nya…
An-Nisaa’, ayat: 176
-Penjelasan mengenai kalalah
-Perintah Allah untuk bertakwa kepada-Nya
An-Nisaa’, ayat: 2-4
-Perintah Allah untuk menyerahkan keseluruhan harta anak yatim, jika mereka telah baligh dan ancaman dari memakannya
-Dibolehkannya menikahi wanita hingga empat orang, asalkan memiliki kemampuan dan dapat berbuat adil di antara mereka
-Perintah memberikan mahar (maskawin) kepada wanita
An-Nisaa’, ayat: 5-6
-Bimbingan Allah dalam mengurus harta anak yatim
An-Nisaa’, ayat: 7-10
-Laki-laki dan wanita mendapatkan hak waris sesuai dengan bagian yang telah ditentukan untuk masing-masingnya
-Perintah untuk bersedekah kepada orang fakir dari kerabat yang bukan ahli waris, anak-anak yatim dan orang orang miskin di saat pembagian waris
-Perintah untuk memperhatikan kemaslahatan ahli waris
-Ancaman bagi orang yang memakarr harta anak yatim secara zhalim
An-Nisaa’, ayat: 11
-Pokok-pokok dalam hukum waris
An-Nisaa’, ayat: 12
-Pokok-pokok dalam hukum waris
An-Nisaa’, ayat: 13-14
-Perintah untuk mentaati ketentuan-ketentuan yang telah Allah gariskan, khususnya dalam hal waris
An-Nisaa’, ayat: 15-16
-Mengenai hukuman zina pada permulaan Islam yang kemudian dihapus-Nya dengan hukum jild (cambuk) dan rajam
An-Nisaa’, ayat: 17-18
-Allah menerima taubat seseorang selama ajal belum sampai ke tenggorokan
An-Nisaa’, ayat: 19-22
-Larangan untuk mewarisi wanita sebagaimana yang terjadi pada masa sebelum Islam.
-Larangan untuk menyusahkan isteri, karena untuk mengambil kembali mahar.
-Perintah untuk bergaul dengan baik terhadap isteri.
-Larangan untuk mengambil kembali mahar yang telah diberikan.
-Larangan untuk menikahi wanita yang telah dinikahi oleh Bapak
An-Nisaa’, ayat: 23-24
-Para mahram yang haram dinikahi dan beberapa ketentuan lainnya yang berkenaan dengan wanita yang haram dinikahi
An-Nisaa’, ayat: 25
-Keterangan mengenai menikahi budak
An-Nisaa’, ayat: 26-28
-Allah berkehendak untuk menjelaskan hukum-Nya, mengampuni dan memberikan keringanan kepada orang-orang mukmin
An-Nisaa’, ayat: 29-31
-Larangan untuk memakan harta sesame manusia dengan bathil, kecuali dengan jalan perdagangan
An-Nisaa’, ayat: 32
-Larangan untuk iri terhadap apa yang dimiliki seseorang dan juga larangan terhadap in hatinya wanita untuk disamakan dengan laki-laki
An-Nisaa’, ayat: 33
-Hak ahli waris untuk menerima pembagian dari peninggalan kedua orang tua dan kerabat keluarganya.
-Penjelasan mengenai sumpah setia dan hubungannya dengan warisan
An-Nisaa’, ayat: 34
-Pengutamaan laki-laki terhadap wanita.
-Sifat wanita shalihah.
-Mengenai wanita yang nusyuz
An-Nisaa’, ayat: 35
-Mendamaikan perselisihan antara suami isteri
An-Nisaa’, ayat: 36
-Perintah untuk beribadah kepada Allah dan berbuat baik kepada ibu bapak dan kepada beberapa orang lainnya yang Allah rinci penyebutannya
An-Nisaa’, ayat: 37-39
-Ancaman terhadap perbuatan bakhil dan riya’
An-Nisaa’, ayat: 40-42
-Allah tidak menyia-nyiakan amal seorang hamba walau sekecil apa pun amal itu, bahkan Allah melipatgandakan pahala amal tersebut
An-Nisaa’, ayat: 43
-Larangan bagi orang mabuk untuk mengerjakan shalat, hal ini terjadi sebelum khamr diharamkan
An-Nisaa’, ayat: 44-46
-Laknat Allah ‘ kepada orang Yahudi
An-Nisaa’, ayat: 47-48
-Kewajiban Ahlul Kitab untuk beriman kepada al-Qur’an
-Diampuninya seluruh dosa kecuali syirik kepada Allah
An-Nisaa’, ayat: 49-52
-Celaan Allah terhadap Yahudi dan Nasrani
-Pembahasan mengenaijibt dan thaghut
An-Nisaa’, ayat: 53-55
-Celaan Allah terhadap Yahudi dan Nasrani berkenaan dengan kebakhilan dan kedengkian mereka
An-Nisaa’, ayat: 56-57
-Ancaman Allah terhadap orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan kabar gembira bagi orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih
An-Nisaa’, ayat: 58
-Kewajiban untuk menunaikan amanat.
-Kewajiban bagi para hakim untuk menegakkan keadilan di antara manusia
An-Nisaa’, ayat: 59
-Perintah untuk mentaati Allah , Rasul-Nya dan Ulil Amri.
-Perintah untuk kembali (merujuk) kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, jika terjadi perbedaan pendapat
An-Nisaa’, ayat: 60-63
-Ancaman Allah terhadap orang yang tidak berhujjah kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya
-Ancaman Allah ‘ terhadap orang-orang munafik
An-Nisaa’, ayat: 64-65
-Seseorang belum beriman hingga ia ridha terhadap apa yang diputuskan oleh Rasulullah
An-Nisaa’, ayat: 66-70
-Kedudukan orang yang mentaati Allah dan Rasul-Nya
An-Nisaa’, ayat: 71-74
-Kewajiban untuk bersiap-siaga dan waspada terhadap serangan musuh
-Keadaan orang munafik dalam keengganan dan berlambat-lambatnya mereka dalam menghadapi perang
An-Nisaa’, ayat: 75-76
-Dorongan Allah terhadap orang-orang mukmin untuk berperang di jalan Allah dan menyelamatkan orang-orang yang tertindas di kota Makkah
An-Nisaa’, ayat: 77-79
-Celaan Allah terhadap orang-orang yang takut perang.
-Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah. Dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri
An-Nisaa’, ayat: 80-81
-Barangsiapa yang mentaati Rasulullah berarti ia telah mentaati Allah Penipuan orang-orang munafik
An-Nisaa’, ayat: 82-83
-Perintah untuk mentadabburi al-Qur’an.
-Larangan Allah terhadap terburu-buru dalam menyebarkan suatu berita sebelum diteliti terlebih dahulu kebenarannya
An-Nisaa’, ayat: 84-87
-Dorongan Allah kepada Nabi-Nya dan kepada orang-orang mukmin untuk berperang
-Mengenai memberikan syafa’at (pertolongan).
-Cara menjawab salam.
-Allah bersumpah bahwa Ia akan mengumpulkan manusia pada hari Kiamat
An-Nisaa’, ayat: 88-91
-Teguran Allah ‘ terhadap sikap orang mukmin dalam menghadapi orang-orang munafik dan petunjuk Allah dalam menghadapi mereka
An-Nisaa’, ayat: 92-93
-Ancaman bagi orang yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja
An-Nisaa’, ayat: 94
-Perintah untuk meneliti dan hati-hati dalam membunuh seseorang dalam peperangan
An-Nisaa’, ayat: 95-96
-Keutamaan orang yang berjihad di jalan Allah
An-Nisaa’, ayat: 97-100
-Balasan bagi orang yang tinggal bersama orang-orang musyrik, padahal mereka tidak mungkin untuk menegakkan agama di sana, dan mereka sebenarnya sanggup untuk berhijrah.
-Dorongan untuk berhijrah
An-Nisaa’, ayat: 101
-Pensyari’atan mengqashar shalat dalam safar
An-Nisaa’, ayat: 102
-Pensyari’atan shalat khauf
An-Nisaa’, ayat: 103-104
-Perintah untuk berdzikir setelah shalat
-Penekanan terhadap kewajiban shalat
-Larangan dari bersikap lemah
An-Nisaa’, ayat: 105-109
-Petunjuk Allah bagi Rasul-Nya dalam menetapkan dan memutuskan hukum
An-Nisaa’, ayat: 110-113
-Allah pasti mengampuni orang yang bertaubat kepada-Nya
-Ancaman bagi orang yang melemparkan tuduhan kepada orang yang tidak bersalah
-Karunia Allah yang besar yang diberikan kepada Rasulullah
An-Nisaa’, ayat: 114-115
-Keutamaan untuk menganjurkan bersedekah dan mendamaikan orang yang sedang berselisih.
-Ancaman bagi orang yang menyelisihi Rasulullah dan ijma’
An-Nisaa’, ayat: 116-122
-Allah tidak mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa selain itu
-Ancaman bagi perbuatan syirik.
-Janji Allah bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih
An-Nisaa’, ayat: 123-126
-Agama itu bukan dengan hiasan dan angan-angan, tetapi agama adalah sesuatu yang tertanam dalam hati dan dibuktikan
dengan amal perbuatan.
-Balasan terhadap perbuatan jelek dan perbuatan baik.
-Pujian terhadap mengikhlaskan amal kepada Allah dan mengerjakan kebaikan, serta mengikuti agama Ibrahim yang hanif (lurus)
An-Nisaa’, ayat: 127
-Perintah Allah 39 untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap urusan anak yatim dan anak-anak yang dipandang masih lemah
An-Nisaa’, ayat: 128-130
-Tuntunan Allah ‘ dalam penyelesaian dengan damai terhadap kekhawatiran isteri akan nusyuz atau sikap acuh tak acuh dari pihak suami.
-Larangan untuk terlalu cenderung kepada salah seorang isteri dan membiarkan yang lainnya terkatung-katung
An-Nisaa’, ayat: 131-134
-Perintah untuk bertakwa kepada Allah
An-Nisaa’, ayat: 135
-Perintah untuk melaksanakan persaksian dengan benar (jujur), walaupun terhadap diri sendiri
An-Nisaa’, ayat: 136
-Perintah Allah kepada orang-orang beriman untuk memasuki seluruh syari’at, cabang, rukun dan seluruh tiang keimanan
An-Nisaa’, ayat: 137-140
-Tidak ada taubat bagi orang yang murtad untuk kedua kaiinya dan semakin bertambah kekufurannya setelah itu
-Ancaman bagi orang-orang munafik dan orang-orang kafir
-Larangan untuk duduk bersama orang-orang yang sedang mengingkari dan mengolok-olok ayat Allah
An-Nisaa’, ayat: 141
-Sebagian sifat orang-orang munafik
An-Nisaa’, ayat: 142-143
-Di antara sifat lainnya dari orang-orang munafik
An-Nisaa’, ayat: 144-147
-Larangan untuk menjadikan orang-orang kafir sebagai wali
-Adzab Allah bagi orang-orang munafik.
-Allah memaafkan bagi orang munafik yang bertaubat, lalu memperbaiki diri, berpegang teguh kepada Allah ikhlaskan agamanya kepada Allah
An-Nisaa’, ayat: 148-149
-Allah tidak menyukai ucapan buruk yang diucapkan dengan terus-terang, kecuali oleh orang yang dianiaya.
-Perbuatan baik, yang disembunyikan maupun yang dinyatakan atau perbuatan memaafkan orang lain, semua itu akan
mendekatkan diri seseorang kepada Allah dan Allah akan memberikan pahala di sisi-Nya
An-Nisaa’, ayat: 150-152
-Kafirnya orang yang memisahkan antara keimanan terhadap Allah dan keimanan terhadap Rasul-Nya
-Kabar gembira bagi orang yang beriman kepada Allah dan seluruh Rasul-Nya, serta tidak membedakan seorang pun
di antara mereka
An-Nisaa’, ayat: 153-154
-Tidak dikabulkannya permohonan orang Yahudi agar diturunkan sebuah kitab dari langit kepada mereka, karena hal itu tidak akan menjadikan mereka taat dan beriman sebagaimana permintaan mereka sebelumnya kepada Nabi Musa
An-Nisaa’, ayat: 155-159
-Berbagai dosa dan pelanggaran serta kejahatan yang diperbuat.oleh Yahudi. Di antaranya adalah tuduhan keji mereka terhadap Maryam dan pengakuan mereka bahwa mereka telah membunuh `Isa dan penjelasan Allah mengenai hal tersebut
An-Nisaa’, ayat: 160-162
-Kezhaliman dan pelanggaran Yahudi, hukuman Berta ancaman Allah bagi mereka
-Pujian dan janji Allah bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih dan orang-orang yang masuk Islam di antara orang-orang Yahudi
An-Nisaa’, ayat: 163-165
-Penetapan nubuwwah dan kerasulan bagi Rasulullah, sebagaimana diberikannya nubuwwah dan kerasulan kepada Nabi dan Rasul yang lainnya
-Musa adalah kalimullah (orang yang berbicara dengan Allah)
An-Nisaa’, ayat: 166-170
-Penetapan kebenaran al-Qur’an, bahwa al-Qur’an benar-benar diturunkan dari Allah
-Di antara tujuan diutusnya para Rasul
An-Nisaa’, ayat: 171
-Peringatan Allah terhadap Ahlul Kitab (khususnya Nashara), agar jangan ghuluww (berlebihan) dalam mengangkat Nabi
`Isa sehingga sampai ke derajat menyembahnya, dan kesalahan serta dusta mereka dalam anggapan dan keyakinan mereka terhadap Allah
An-Nisaa’, ayat: 172-173
-Nabi `Isa dan para Malaikat tidaklah enggan untuk menjadi hamba Allah dan untuk beribadah kepadanya.
-Janji Allah kepada orang yang beriman kepada-Nya dan mengerjakan amal shalih.
-Ancaman Allah ” bagi orang yang enggan dan sombong untuk beribadah dan mentaati Allah
An-Nisaa’, ayat: 174-175
-Perintah Allah kepada seluruh manusia agar beriman kepada al-Qur’an.
-Janji Allah bagi orang yang beriman dan berpegang teguh kepada agama-Nya…
An-Nisaa’, ayat: 176
-Penjelasan mengenai kalalah
&
No comments:
Post a Comment