Tafsir Ibnu Katsir Surah An-Nisaa’ ayat 13-14
16MAR
“(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. (QS. An-Nisaa’: 13) Danbarangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api Neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.” (QS. An-Nisaa’: 14)
Berbagai ketentuan dan ukuran ini yang dijadikan Allah untuk ahli waris sesuai dengan kekerabatan mereka kepada mayit dan kebutuhan mereka kepadanya serta rasa kehilangan mereka dengan kepergiannya; merupakan batas-batas yang ditetapkan Allah. Maka janganlah kalian melampaui batas atau melanggarnya.
Untuk itu Allah berfirman: wa may yuthi’illaaHa wa rasuulaHuu (“Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya.”) Artinya, dalam masalah tersebut. Sehingga ia tidak menambahkan atau mengurangi sebagian ahli waris dengan tipuan atau cara-cara lain. Akan tetapi, ia menetapkannya sesuai dengan hukum, ketentuan dan pembagian dari Allah swt. Yud-khilHu jannaatin tajrii min tahtiHal anHaaru khaalidiina fiiHaa wa dzaalikal fauzul ‘adhiim, wa may ya’shillaaHa wa rasuulaHuu wayata-‘adda huduudaHuu yud-khilHu naaran khaalidan fiiHaa wa laHuu ‘adzaabum muHiin (“Niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yangbesar. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api Neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.”)
Artinya, karena keadaannya tidak menggunakan hukum Allah dan menentang Allah dalam hukum-Nya. Hal ini muncul dari ketidakrelaan terhadap pembagian dan keputuhan Allah, untuk itu dibalaslah ia dengan kehinaan berupa adzab yang amat pedih.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya seseorang benar-benar beramal ahli kebaikan selama tujuhpuluh tahun, tetapi ia berwasiat lalu zhalim dalam wasiatnya, niscaya akan ditutup dengan kejelekan amalnya dan dimasukkan ke dalam Neraka. Dan sesungguhnya seseorang benar-benar beramal ahli keburukan selama tujuhpuluh tahun, lalu ia adil dalam wasiatnya, maka akan ditutup dengan kebaikan amalnya dan dimasukkan ke dalam Surga.”
Kemudian Abu Hurairah berkata: “Jika kalian mau, bacalah oleh kalian : tilka huduudullaaHi wa may yuthi’illaaHa wa rasuulaHuu Yud-khilHu jannaatin tajrii min tahtiHal anHaaru khaalidiina fiiHaa wa dzaalikal fauzul ‘adhiim, wa may ya’shillaaHa wa rasuulaHuu wayata-‘adda huduudaHuu yud-khilHu naaran khaalidan fiiHaa wa laHuu ‘adzaabum muHiin. (“[Hukum-hukum tersebut] itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barang-siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkan ke dalam api Neraka sedang ia kekal di dalamnya, dan baginya siksa yang menghinakan.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah. At-Tirmidzi berkata: “Hasan gharib”)
&
No comments:
Post a Comment