Tafsir Ibnu Katsir Surah Ali ‘Imraan ayat 12-13
2MAR
“Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: ‘Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam Neraka Jahannam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya.’ (QS. 3:12) Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kalijumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati. (QS. 3:13)
Allah berfirman: “Wahai Muhammad, katakanlah kepada orang-orang kafir: ‘Kalian akan dikalahkan,’ yakni di dunia, ‘dan kalian kelak akan dikumpulkan,’ yakni pada hari Kiamat, di Neraka Jahannam, suatu tempat yang paling buruk.”
Muhammad bin Ishaq bin Yasar pernah menceritakan, dari ‘Ashim bin ‘Amr bin Qatadah, bahwa Rasulullah setelah memenangkan perang Badar dan sekembalinya ke Madinah, beliau mengumpulkan orang-orang Yahudi di sebuah pasar Bani Qainuga’ dan bersabda: “Wahai orang-orang Yahudi, masuklah Islam sebelum Allah menimpakan kepada kalian dengan apa yang telah ditimpakan kepada kaum Quraisy.”
Maka mereka pun berkata: “Hai Muhammad, engkau jangan terperdaya oleh dirimu sendiri karena keberhasilanmu membunuh beberapa orang kaum Quraisy. Keberhasilan itu disebabkan oleh kebodohan mereka yang tidak mengetahui strategi berperang. Demi Allah, jika kamu memerangi kami, maka kamu akan mengetahui bahwa kami adalah orang-orang yang istimewa, dan kamu tidak menjumpai orang seperti kami.” Berkenaan dengan perkataan mereka ini maka Allah menurunkan firman-Nya: Katakanlah kepada orang-orang yang kafir, kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam Neraka Jahannam. Dan itu tempat yang seburuk-buruknya -sampai dengan firman-Nya- terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati. ”
Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Muhammad bin Ishaq dari Muhammad bin Abi Muhammad dari Sa’id dan’Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas.
Oleh karena itu Allah swt. berfirman, qad kaana lakum (“Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu.”) Maksudnya, telah datang kepada kalian, wahai orang-orang Yahudi, tanda yang menunjukkan bahwa Allah selalu memuliakan agama-Nya, menolong Rasul-Nya, serta memperlihatkan kalimat-Nya, dan meninggikan urusan-Nya; fii fi-ataini (“Pada dua golongan,”) al taqata (“Yang telah bertemu,”) untuk bertempur; fi-atun tuqaatilu fii sabiilillaaHi wa ukhraa kaafiratun (“segolongan berperang di jalan Allah dan segolongan yang lain kafir.”) mereka adalah orang-orang musyrik dari kaum Quraisy pada hari perang Badar.
Firman-Nya: yaraunaHum mits-laiHim ra’yal ‘ain (“yang dengan mata kepala melihat [seakan-akan] orang Islam itu dua kali lipat jumlah mereka.”) seperti yang dikatakan Ibnu Jarir sebagian ulama mengatakan [pendapat pertama]: “Orang-orang musyrik pada perang Badar melihat dengan mata kepala sendiri bahwa kaum muslimin berjumlah dua kali lipat dari jumlah mereka. yakni Allah telah menjadikan apa yang mereka lihat itu sebagai penyebab kemenangan kaum Muslimin terhadap mereka. Hal ini bukanlah sesuatu yang aneh, melainkan hanya dengan satu hal, yaitu orang-orang musyrik mengutus ‘Umar bin Sa’ad hari itu sebelum perang terjadi untuk memata-matai kaum Muslimin lalu dia memberitahukan kepada mereka bahwa jumlah kaum muslimin sekitar 300 orang. Dan ketika perang terjadi, Allah menambah jumlah mereka dengan 1.000 pasukan pilihan dan pasukan utama dari para malaikat.”
Pendapat kedua adalah bahwa firman Allah: yaraunaHum mits-laiHim ra’yal ‘ain (“yang dengan mata kepala melihat [seakan-akan] orang Islam itu dua kali lipat jumlah mereka.”) yaitu pasukan kaum Muslimin melihat kaum kafir dua kali jumlah mereka. Tetapi walaupun begitu, Allah memenangkan kaum Muslimin atas orang-orang kafir itu.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari Yazid bin Ruman dari ‘Urwah bin az-Zubair bahwasannya Rasulullah saw. menanyakan kepada seorang budak hitam dari bani Hajjaj mengenai jumlah orang-orang Quraisy, maka dia menjawab, “Banyak.” “Berapa banyak mereka menyembelih unta setiap harinya?” tanya Rasulullah, dia pun menjawab, “Terkadang sehari sembilan dan terkadang sepuluh.” Lalu beliau berujar, “Jumlah mereka itu antara sembilan ratus atau seribu orang.”
Yang terkenal, jumlah mereka itu sembilan ratus sampai seribu orang, dengan perkiraan apapun yang jelas jumlah mereka tiga kali lipat jumlah kaum muslimin. Oleh karena itu pendapat kedua bermasalah. wallaaHu a’lam.
Akan tetapi Ibnu Jarir membenarkan hal itu, ia berujar bahwa yang demikian itu sama halnya ketika anda mengatakan, “Aku memiliki uang seribu, dan masih membutuhkan dua kali lipat jumlah itu, berarti anda masih membutuhkan tiga ribu, dengan demikian maka pendapat ini tidak ada kejanggalan.”
wallaaHu yu-ayyidu binash-riHii may yasyaa-u inna fii dzaalika la’ib-ratal li ulil ab-shaar (“Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.”) yaitu bahwa dalam peristiwa itu terkandung pelajaran bagi orang-orang yang memiliki pandangan dan pemikiran, agar dengan pelajaran itu mereka memperoleh petunjuk menuju ketentuan hukum, perbuatan dan ketetapan Allah yang berlangsung dengan cara memenangkan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia ini dan pada hari Kiamat kelak.
&
No comments:
Post a Comment