Tafsir Ibnu Katsir Surah Ali ‘Imraan ayat 83-85
6MAR
“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan. (QS. 3:83) Katakanlah: ‘Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, ‘Isa dan para Nabi dari Rabb mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri.’ (QS. 3:84) Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. 3:85)
Allah mengingkari orang yang menghendaki agama selain agama-Nya yang dengannya diturunkan kitab-kitab-Nya serta diutus para Rasul-Nya. Yaitu peribadatan (penghambaan diri) hanya kepada Allah semata, yang tiada sekutu bagi-Nya, yang kepada-Nya semua yang ada di langit dan bumi menyerahkan diri, baik suka rela maupun terpaksa. Sebagaimana yang difirmankan-NYa: wa lillaaHi yasjudu man fis samaawaati wal ardli thau’an aw karHan (“Hanya kepada Allah segala apa yang ada di langit dan bumi ini bersujud,baik secara suka rela maupun terpaksa.”) (QS. Ar-Ra’d: 15).
Maka seorang mukmin itu berserah diri dengan hati dan seluruh raganya kepada Allah, sedangkan seorang kafir berserah diri kepada Allah dengan terpaksa sebab berserah dirinya, karena ia berada di bawah penundukan, penaklukan, dan kekuasaan yang sangat besar yang ia tidak dapat mengelak dan menolak.
Di dalam sebuah hadits shahih disebutkan: “Rabb-mu heran terhadap sebagian kaum yang digiring ke Surga dalam adaan terbelenggu rantai.”
Akan dikemukakan bukti penguat hadits ini dari sisi yang lain, tetapi makna pertama bagi ayat di atas adalah lebih kuat.
Akan dikemukakan bukti penguat hadits ini dari sisi yang lain, tetapi makna pertama bagi ayat di atas adalah lebih kuat.
Firman Nya, wa ilaiHi turja’uun (“Dan hanya kepada Allah mereka dikembalikan.”) Yaitu pada hari Kiamat dan masing-masing akan diberikan balasan sesuai dengan amalnya.
Setelah itu Dia berfirman, qul aamannaa billaaHi wa maa unzila ‘alainaa (“Katakanlah: ‘Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami.’”) Yakni al-Qur’an. Wa maa unzila ‘alaa ibraahiima wa ismaa-‘iila wa is-haaqa wa ya’quuba (“Dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, dan Ya’qub.”) Yaitu yang berupa shuhuf dan wahyu, wal asbaath (“Dan anak-anaknya.”) Mereka itu adalah keturunan Bani Israil yang bercabang dari anak-anak Israil, yakni anak-anak Ya’qub, yang jumlahnya ada dua belas orang.
Wa maa uutiya muusaaa wa ‘iisaa (“Serta apa yang diberikan kepada Musa dan `Isa.”) Yaitu Taurat dan Injil. Wan nabiyyuuna mir rabbiHim (“Dan para Nabi dari Rabb mereka.”) Ini mencakup seluruh Nabi. Laa nufarriqu baina ahadim minHum (“Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka.”) bahkan kami beriman kepada mereka semua. Wa nahnu laHuu muslimuun (“Dan hanya kepada-Nya kami menyerahkan diri.”)
Artinya orang-orang yang beriman dari umat ini (umat Muhammad) beriman kepada seluruh Nabi yang diutus dan semua Kitab yang diturunkan, tidak sedikit pun mengingkarinya, bahkan mereka membenarkan apa yang diturunkan dari sisi Allah, dan membenarkan semua Nabi yang diutus Allah.
Selanjutnya Allah berfirman, wa may yabtaghii ghaira islaama diinan falay yuqbala minHu (“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima [agama itu] darinya.”) Maksudnya, barangsiapa menempuh jalan selain yang telah disyari’atkan Allah, maka Dia tidak akan menerimanya.
Wa Huwa fil aakhirati minal khaasiriin (“Dan di akhirat ia termasuk orang-orang yang merugi.”)
Sebagaimana yang diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda dalam hadits shahih: “Barangsiapa mengerjakan suatu amalan yang tidak ada dasar perintahnya dari kami, maka amalannya itu ditolak.”
&
No comments:
Post a Comment