Tafsir Ibnu Katsir Surah Ali ‘Imraan ayat 52-54
2MAR
“Maka tatkala `Isa mengetahui keingkaran mereka [Bani Israil] berkatalah dia: ‘Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk [menegakkan agama] Allah?’ Para hawariyyun [sahabat-sahabat setia] menjawab: ‘Kamilah penolong-penolong [agama] Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri. (QS. 3:52) Ya Rabb kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti Rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi [tentang keesaan Allah.’ (QS. 3:53) Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS. 3:54)
Allah swt. berfirman, falammaa ahassa ‘iisaa (“Maka tatkala `Isa mengetahui,”) yaitu mengetahui ketetapan hati mereka untuk ingkar dan terus menerus dalam kesesatan, maka `Isa pun berkata, man anshaarii ilallaaH (“Siapakah yang akan menjadi penolong penolongku untuk [menegakkan agama] Allah?”) Mujahid berkata: “Maksudnya, siapakah yang mengikutiku menuju jalan Allah.”
Sufyan ats-Tsauri dan yang lainnya berkata: “Maksudnya, siapakah orang-orang yang menjadi penolongku bersama Allah?” Akan tetapi, apa yang diungkapkan Mujahid lebih tepat. Dan lahiriyah dari ayat ini menunjukkan, bahwa `Isa menghendaki orang-orang yang menolongnya dalam berdakwah kepada jalan Allah. Dan demikianlah, maka segolongan dari Bani Israil pun tertarik untuk beriman kepadanya, maka mereka pun mendukung dan menolongnya serta mengikuti nur yang diturunkan bersamanya.
Oleh karena itu, Allah swt. memberitakan mengenai keadaan mereka, dengan berfirman, qaalal hawaariyyuuna nahnu anshaarullaaHi aamannaa billaahi wasy-Had bi-annaa muslimuun. Rabbanaa aamannaa bimaa anzalta wat taba’nar rasuula faktubnaa ma’asy-syaaHidiin (“Para hawariyyun [sahabat-sahabat setia] menjawab: “Kamilah penolong ponolong agama Allah. Kami beriman kepada Allah. Dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri. Ya Rabb kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan kami telah mengikuti Rasul, karena itu masukkanlah kami dalam golongan orang orang yang menjadi saksi [tentang keesaan Allah].”)
Menurut pendapat yang benar, al-hawariy adalah penolong. Sebagaimana ditegaskan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, bahwa Rasulullah saw. mengajak orang-orang pada peristiwa Ahzab, maka tampillah az-Zubair, lalu ketika beliau menganjurkan mereka lagi, maka tampillah az-Zubair. Kemudian Nabi bersabda: “Setiap Nabi mempunyai penolong (hawariy), sedangkan penolongku adalah az-Zubair.”
Mengenai firman-Nya, faktubnaa ma’asy-syaaHidiin (“Karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi [tentang keesaan Allah],”) Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu `Abbas ra. ia berkata: “Yaitu ke dalam golongan umat Muhammad.” Dan isnad riwayat ini adalah jayyid.
Selanjutnya Allah swt. memberitahu mengenai sekelompok pemuka Bani Israil yang bermaksud menyerang `Isa as, berbuat jahat dan menyalibnya, ketika mereka telah bersekongkol terhadapnya, kemudian melaporkannya kepada raja yang pada saat itu berkuasa, dan dia adalah seorang-raja yang kafir, bahwasanya ada seorang yang menyesatkan rakyat, melarang mereka mentaati sang raja, merusak rakyat, memutuskan hubungan antara orang tua dengan anaknya, dan lain-lainnya dari yang mereka tuduhkan dan lontarkan seperti tuduhan dusta dan anak haram, sehingga mereka berhasil memancing amarah sang raja. Raja itu pun mengirim pasukan untuk mencari dan menangkap ‘Isa untuk selanjutnya disalib dan disiksa.
Ketika pasukan tersebut mengepung rumahnya, dan mereka mengira telah berhasil menangkapnya, ternyata Allah menyelamatkannya dari kepungan mereka. Allah mengangkatnya dari lubang dinding rumah itu ke langit, dan kemudian Dia menjadikan salah seorang yang berada di dalam rumah itu serupa dengannya. Ketika pasukan itu memasuki rumahnya pada kegelapan malam, mereka meyakini bahwa ia adalah `Isa, lalu mereka menangkap, menyiksa dan menyalibnya serta menaruh duri pada kepalanya. Hal itu merupakan suatu bentuk tipu daya dari Allah terhadap mereka. Karena sesungguhnya, Dia telah menyelamatkan Nabi-Nya dan mengangkatnya dari hadapan mereka, meninggalkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan, namun mereka yakin telah berhasil dalam misi pencariannya itu. Dan Allah menanamkan dalam hati mereka kekerasan dan pembangkangan terhadap kebenaran sebagai konsekuensi bagi mereka, serta menimpakan kehinaan kepada mereka, yang tidak akan pernah lepas dari mereka hingga hari Kiamat kelak.
Oleh karena itu Dia berfirman, wa makaruu wa makarallaaH. wallaaHu khairul maakiriin (“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”)
&
No comments:
Post a Comment