Tafsir Ibnu Katsir Surah An-Nisaa’ ayat 53-55
8FEB
“Ataukah ada bagi mereka bahagian dari kerajaan (kekuasaan)? Kendati pun ada, mereka tidak akan memberikan sedikit pun (kebajikan) kepada manusia. (QS. 4:53) Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad), lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar. (QS. 4:54) Maka diantara mereka (orang-orang yang dengki itu), ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) beriman kepadanya. Dan cukuplah (bagi mereka) Jahannam yang menyala-nyala apinya. (QS. 4:55)” (an-Nisaa’: 53-55)
Allah berfirman: am laHum nashiibum minal mulki (“Ataukah ada bagi mereka bahagian dari kerajaan [kekuasaan]?”) Kalimat ini adalah istifham inkari (sebuah pertanyaan yang menunjukkan penyangkalan), artinya mereka tidak memiliki bagian kekuasaan.
Kemudian Allah menyifati mereka dengan sifat kikir, dalam firman-Nya: fa idzal laa yu’tuunan naasa naqiiran (“Kendatipun ada, mereka tidak akan memberikan sedikit pun [kebajikan] kepada manusia.”) Karena, seandainya mereka memiliki bagian kekuasaan atau kerajaan pun, niscaya mereka tidak akan memberikan apapun kepada manusia, apalagi kepada Muhammad. Dan mereka tidak akan memberikan sesuatu seberat naqir pun, yaitu satu titik pada biji, menurut pendapat Ibnu `Abbas dan kebanyakan ulama, disebabkan kebakhilan dan kekikiran mereka.
Allah berfirman: am yahsuduunan naasa ‘alaa maa aataaHumullaaHu min fadl-liHi (“Ataukah mereka dengki kepada manusia [Muhammad] lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya?”) Yaitu kedengkian mereka kepada Nabi atas rizki kenabian yang agung, yang diberikan Allah kepadanya dan keengganan mereka membenarkan nubuwwahnya. Kedengkian mereka itu dikarenakan beliau dari keturunan Arab dan bukan dari keturunan Bani Israil.
Allah berfirman: faqad aatainaa aala ibraaHiimal kitaaba wal hikmata wa aatainaaHum mulkan ‘adhiiman (“Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim dan Kami telah memberikan kepada mereka kerajaan yang besar.”) Yaitu, sesungguhnya Kami telah menjadikan kenabian pada keturunan Bani Israil yang merupakan anak cucu Nabi Ibrahim, Kami turunkan kitab-kitab kepada mereka dan mereka (para Nabi) menghukumi Bani Israil dengan sunnah-sunnah, yaitu berupa hikmah, serta Kami jadikan di antara mereka (Bani Israil) raja-raja.
Tetapi dalam waktu yang sama, di antara mereka ada yang beriman dengan pemberian dan kenikmatan itu dan ada pula yang mengingkari, yaitu mengkufurinya, berpaling dari petunjuknya dan berupaya menghalangi manusia darinya. Padahal dia (Nabi lain) itu adalah bagian dari mereka dan merupakan jenis (golongan) mereka, yaitu dari Bani Israil, itu pun membuat mereka berselisih. Maka bagaimana pula denganmu ya Muhammad, sedangkan engkau bukan dari Bani Israil?
Mujahid berkata: “Di antara mereka ada yang beriman kepadanya, yaitu kepada Muhammad dan ada pula yang berpaling darinya.” Untuk itu, Allah mengancam mereka: wa kafaa bijaHannama sa’iiran (“Cukuplah jahannam sebagai tempat kembali mereka.”) Artinya cukuplah api Neraka sebagai hukuman atas kekufuran, pembangkangan dan penentangan mereka terhadap kitab-kitab Allah dan Rasul-Rasul-Nya.
&
No comments:
Post a Comment