Saturday, June 9, 2018

Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah ayat 250-252

0 Comments

Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah ayat 250-252

27APR
Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah
Surat Madaniyyah; Surat Ke-2 : 286 ayat
tulisan arab surat albaqarah ayat 250-252“Tatkala Jalut dan tentaranya telah tampak oleh mereka, mereka pun berdo’a: ‘Rabb kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir.’ (QS. Al-Baqarah : 250) Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnyaThalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam. (QS. Al-Baqarah: 251) Itu adalah ayat-ayat Allah. Kami bacakan kepadamu dengan hak (benar) dan sesungguhnya kamu benar-benar seorang di antara nabi-nabi yang diutus.” (QS. Al-Baqarah: 252)
Ketika kelompok orang yang beriman dari kalangan sahabat Thalut yang jumlahnya sedikit menghadapi musuh mereka para sahabat Jalut yang jumlahnya sangat banyak; qaaluu rabbanaa afrigh ‘alainaa shab-ran (“Mereka pun [Thalut dan bala tentaranya] berdo’a: ‘Ya Rabb kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami.’”) dari sisi-Mu. Wa tsabbit aqdaamanaa (“’Dan kokohkanlah pendirian kami.’”) Yaitu dalam menghadapi para musuh, jauhkanlah kami dari melarikan diri dan ketidak-berdayaan. Wanshurnaa ‘alal qaumil kaafiriin (“’Dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.’”)
Allah swt. berfirman: fa HazamuuHum bi-idznillaaHi (“Mereka [tentara Thalut] mengalahkan jalut dengan izin Allah.”) Maksudnya, mereka mengalahkan dan menundukkan mereka dengan pertolongan dari Allah Ta’ala yang diberikan kepada mereka. Wa qatala daawuudu jaaluuta (“Dan [dalam peperangan itu] Dawud membunuh Jalut.”) Setelah itu pemerintahan beralih kepada Dawud berikut kenabian yang agung yang dianugerahkan Allah swt. kepadanya. Oleh karena Allah swt. berfirman: wa aataHullaaHul mulka (“Kemudian Allah memberikan kepadanya pemerintahan.”) Yang sebelumnya berada di tangan Thalut. Wal hikmata (“dan hikmah”) Yaitu kenabian setelah Samuel.
Wa ‘allamaHuu mim maa yasyaa-u (“Dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya.”) Yaitu berupa ilmu yang dikehendaki Allah yang hanya dikhususkan kepadanya.
Kemudian Allah swt. berfirman: walau laa daf’ullaaHin naasa ba’dlaHum biba’dlil lafasadil ardlu (“Seandainya Allah tidak menolak [keganasan] sebagian manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi.”) Maksudnya, kalau saja Allah Ta’ala tidak membela suatu kaum dari serangan kaum yang lain, sebagaimana Dia telah membela Bani Israil melalui penyerbuan Thalut dan keberanian Dawud, niscaya mereka akan binasa. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Sekiranya Allah tidak menolak [keganasan] sebagian manusia derigan sebagian lainnya, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi, dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah.” (QS. Al-Hajj: 40).
Dan firman-Nya: wa laakinnallaaHa dzuu fadl-lin ‘alal ‘aalamiin (“Tetapi Allah mempunyai karunia [yang dicurahkan] bagi semesta alam.”) Maksudnya, Dialah yang memberikan karunia dan rahmat kepada mereka, yang menolak kejahatan sebagian mereka atas sebagian lainnya. Dia juga pemilik ketentuan, hikmah, dan hujjah atas makhluk-Nya dalam semua perbuatan dan ucapan mereka.
Lalu Allah berfirman: tilka aayaatullaaHi natluuHaa ‘alaika bilhaqqi wa innaka laminal mursaliin (“Itu adalah ayat-ayat Allah. Kami bacakan kepadamu dengan hak [benar] dan sesungguhnya engkau benar-benar salah seorang di antara nabi-nabi yang diutus.”) Artinya, inilah ayat-ayat Allah yang Kami ceritakan kepadamu mengenai orang-orang yang telah Kami sebutkan dengan benar, sesuai dengan kenyataan sesungguhnya dan sesuai dengan kebenaran yang ada di tangan Ahlul Kitab dan diketahui oleh para ulama Bani Israil.”) wa innaka (“Dan sesungguhnya engkau,”) hai Muhammad. Laminal mursaliin (“Benar-benar salah seorang di antara nabi-nabi yang diutus.”) Hal ini merupakan pengukuhan dan pemantapan terhadap sumpah.
&

No comments:

Post a Comment

 
back to top