Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah ayat 189
6APR
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS. 2:189)
Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa orang-orang pernah bertanya kepada Rasulullah menenai bulan sabit, maka turunlah ayat: yas-aluunaka ‘anil aHillati qul Hiya mawaaqiitu lin naasi (“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah, bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia.”) Dengan bulan sabit itu mereka mengetahui jatuh tempo hutang mereka dan iddah isteri mereka, serta waktu menunaikan ibadah haji.
Abdur Razak meriwayatkan dari Ibnu Umar, katanya, Rasulullah bersabda: “Allah menjadikan bulan sabit sebagai penentu waktu bagi manusia. Maka berpuasalah kalian karena kalian telah melihatnya dan berbukalah karena melihatnya juga. Jika cuaca mendung, maka genapkanlah menjadi 30 hari.”
Hadits ini diriwayatkan pula oleh al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak, dan menurutnya sanad hadits ini shahih, tetapi al-Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkan.
Dan firman-Nya: wa laisal birru an ta’tul buyuuta min dhuHuuriHaa walaa kinnal birra manit taqaa wa’tul buyuuta min abwaabiHaa (“Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, tetapi kebajikan itu adalah kebajikan orang-orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya.”) Al-Bukhari meriwayatkan dari al-Bara’, katanya, “Jika mereka hendak berihram pada masa Jahiliyah, mereka memasuki Baitullah dari arah belakangnya. Maka Allah Ta’ala menurunkan firman-Nya: wa laisal birru an ta’tul buyuuta min dhuHuuriHaa walaa kinnal birra manit taqaa wa’tul buyuuta min abwaabiHaa.
Muhammad bin Ka’ab mengatakan, Dahulu, jika seseorang beni’tikaf, ia tidak memasuki tempat tinggalnya melalui pintu rumah, lalu Allah Ta’ala Allah menurunkan ayat ini.
Dan firman Allah: wat taqullaaHa la’allakum tuflihuun (“Dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”) Artinya, bertakwalah kepada Allah, dengan mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya.
la’allakum tuflihuun (“Agar kalian beruntung.”) Yaitu besok, pada saat kalian berada di hadapan-Nya, di mana Dia akan memberikan balasan kepada kalian secara sempurna dan penuh.
&
No comments:
Post a Comment