Friday, June 8, 2018

Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah ayat 34

0 Comments

Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah ayat 34

9FEB
Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah
Surat Madaniyyah; Surat Ke-2 : 286 ayat
tulisan arab surat albaqarah ayat 34“Dan [ingatlah] ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (QS. 2:34)
Ini merupakan kemuliaan besar dari Allah bagi Adam yang juga dianugerahkan kepada anak keturunannya. Dimana Dia memberitahukan bahwa Dia telah menyuruh para malaikat untuk bersujud kepada Adam. Adapun maksudnya, bahwa ketika Allah menyuruh para malaikat bersujud kepada Adam, maka Iblis pun termasuk dalam perintah itu. Karena, meskipun iblis bukan termasuk golongan malaikat, namun ia telah menyerupai dan meniru tingkah laku mereka. Oleh karena itu iblis termasuk dalam perintah yang ditujukan kepada para malaikat, dan tercela atas pelanggaran yang dilakukan terhadap perintah-Nya.
Masalah ini insya Allah akan diuraikan dalam tafsir surah al-Kahfi ayat 50.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari al-Hasan al-Bashri, “Iblis itu bukan golongan malaikat, iblis adalah asli golongan jin, sebagaimana Adam adalah asli golongan manusia.” Dan isnad riwayat ini shahih dari al-Hasan al-Bashri.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Abdurrahman bin Zaid bin Aslam.
Mengenai firman-Nya: “Dan [ingatlah] ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” Qatadah mengatakan: ketaatan itu untuk Allah sedangkan sujud untuk Adam. Allah memuliakan Adam dengan menyuruh malaikat bersujud kepadanya.
Sebagian orang mengatakan: bersujud itu adalah penghormatan, penghargaan, dan pemuliaan, sebagaimana firman Allah yang artinya: “Dan ia [Yusuf] menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana, dan mereka [semuanya] merebahkan diri seraya bersujud.” (Yusuf: 100)
Hal itu merupakan syariat umat-umat terdahulu [sebelum umat Nabi Muhammad saw.] Namun cara memuliakan seperti ini dihapus dalam agama kita. Mu’adz pernah bercerita, “Aku pernah datang ke Syam, setibanya disana aku melihat mereka sujud kepada para pendeta dan para pemuka agama mereka. lalu kukatakan, “Engkau ya Rasulallah, lebih berhak untuk dijadikan tempat bersujud.” Maka beliau pun bersabda: “Tidak, seandainya aku diperbolehkan memerintah manusia sujud kepada seseorang, maka aku akan menyuruh seorang istri untuk sujud kepada suaminya karena keagungan haknya [atas] istri.” (HR Abu Daud, al-Hakim, at-Tirmidzi, dengan sanad hasan)
Makna tersebut ditarjih oleh ar-Razi.
Dan sebagian lain mengatakan, sujud tersebut ditujukan kepada Allah, dan Adam as. hanya menjadi tempat kiblat saja. sebagaimana firman Allah: “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir.” (al-Israa’: 78)
Tetapi perbandingan ini perlu ditinjau ulang, yang jelas pendapat pertama lebih tepat.
Mengenai firman-Nya, “Maka bersujudlah mereka semua kecuali Iblis. la enggan serta takabbur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir, ” Qatadah mengatakan, musuh Allah, Iblis iri terhadap Adam as. atas kemuliaan yang telah dianugerahkan Allah kepadanya. Lalu iblis itu berkata, “Aku diciptakan dari api sedang ia (Adam) diciptakan dari tanah.”
Dosa yang pertama kali terjadi adalah kesombongan musuh Allah, Iblis, yang merasa enggan bersujud kepada Adam as. Dalam hadits shahih telah ditegaskan: “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan meski hanya sebesar biji sawi.”
Di dalam hati Iblis telah terdapat kesombongan, kekufuran, dan keingkaran yang menyebabkan ia terusir dan terjauh dari rahmat Allah dan hadirat Ilahi.
Sebagian mufassir mengatakan, firman-Nya “Dan adalah ia termasuk golongan orang-orang kafir.” Artinya Iblis termasuk dalam golongan orang-orang yang kafir disebabkan karena penolakannya untuk bersujud kepada Adam. Hal itu seperti firman-Nya: “Maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” (QS. Huud: 43).
Demikian juga firman-Nya: “Yang menjadikan kalian berdua termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah: 35).
Di padang tandus yang menyesatkan
Sedang tunggangan seakan burung “qata” yang sedih
Yang dahulu induknya pun adalah anak yang baru menetas dari telumya
Maksudnya pernah menjadi.
Ibnu Fawrak mengatakan: “Pengertiannya bahwa Iblis dalam pengetahuan Allah termasuk golongan orang-orang kafir.” Pendapat tersebut ditarjih oleh al-Qurthubi. Ar-Razi dan ulama lainnya telah menyebutkan dua pendapat para ulama, apakah yang diperintah bersujud kepada Adam itu khusus para malaikat bumi ataukah umum mencakup malaikat bumi dan malaikat langit semuanya.
Masing-masing pendapat ada kelompok pendukungnya. Namun ayat ini pada lahimya menunjukkan bahwa hal itu bersifat umum.
Firman-Nya: “Maka bersujudlah malaikat itu semuanya bersama-sama kecuali Iblis.”(QS. Al-Hijr: 30).
Di sini terdapat empat hal yang memperkuat pendapat yang menyatakan bahwa perintah itu bersifat umum. Wallahu a’lam.
&

No comments:

Post a Comment

 
back to top