Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah ayat 31-33
9FEB
“31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” 32. mereka menjawab: “Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” 33. Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini.” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?” (al-Baqarah: 31-33)
Inilah maqam (situasi) dimana Allah menyebutkan kemuliaan Adam atas para malaikat karena Dia telah mengkhususkannya dengan mengajarkannya nama-nama segala sesuatu yang tidak diajarkan kepada para malaikat. Hal itu terjadi setelah mereka [para malaikat] sujud kepadanya lalu Allah memberitahukan kepada mereka bahwa Dia mengetahui apa yang tidak mereka ketahui.
Adapun Allah swt, menyebutkan “maqam ” ini setelah firman-Nya, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui,” karena adanya relevansi antara maqam ini dan ketidaktahuan para malaikat tentang hikmah penciptaan khalifah tatkala mereka bertanya tentang hal tersebut, maka Allah pun memberitahu mereka bahwa Dia mengetahui apa yang tidak mereka ketahui. Oleh karena itu setelah Allah menyebutkan maqam ini untuk menerangkan kepada mereka kemuliaan yang dimiliki Adam, karena ia telah diutamakan memperoleh ilmu atas mereka, Allah pun berfirman: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya.”
Yang benar, Allah mengajari Adam nama segala macam benda, baik dzat, sifat, maupun af’al (perbuatannya). Sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas, yaitu nama segala benda dan af’al yang besar maupun yang kecil. Oleh karena itu, Dia berfirman, “Kemudian Dia mengemukakannya kepada para malaikat.” Yakni memperlihatkan nama-nama itu sebagaimana yang dikatakan oleh Abdur Razak, dari Ma’mar, dari Qatadah: “Kemudian Allah mengemukakan nama-nama tersebut kepada para malaikat.”
Firman-Nya, “Sebutkanlah kepada-Ku nama bendy-benda tersebut, jika kamu memang orang-orang yang benar.”
Mengenai firman-Nya, in kuntum shaadiqiin (“jika kalian memang orang-orang yang benar,”) dari Ibnu Abbas, adh-Dhahhak mengatakan, artinya, jika kalian memang mengetahui bahwa Aku tidak menjadikan khalifah di muka bumi. As-Suddi meriwayatkan, dari Ibnu Abbas, Murrah, Ibnu Mas’ud, dan dari beberapa orang sahabat: “Jika kalian benar bahwa anak cucu Adam itu akan membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah.”
Ibnu Jarir mengatakan, pendapat yang paling tepat dalam hal ini adalah penafsiran Ibnu Abbas dan orang-orang yang sependapat dengannya, artinya yaitu Allah swt. berfirman: “Sebutkanlah nama-nama benda yang telah Aku perlihatkan kepada kalian, hai para malaikat yang mempertanyakan: `Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi ini orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah?’ Yaitu dari kalangan selain kami, Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu?’ Jika ucapan kalian itu benar bahwa jika Aku menciptakan khalifah di muka bumi ini selain dari golongan kalian ini, maka ia dan semua keturunannya akan durhaka kepada-Ku, membuat kerusakan, dan menumpahkan darah. Dan jika Aku menjadikan kalian sebagai khalifah di muka bumi, maka kalian akan senantiasa mentaati-Ku, mengikuti semua perintah-Ku, serta menyucikan diri-Ku. Maka jika kalian tidak mengetahui nama-nama benda yang telah Aku perlihatkan kepada kalian itu, padahal kalian telah menyaksikannya, berarti kalian lebih tidak mengetahui akan sesuatu yang belum ada dari apa-apa yang nantinya bakal terjadi.
“Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telab Engkau beritahukan kepada kami. Sesungguhnya Engkau yangMahamengetahui lagi Maha-bijaksana.” Inilah penyucian dan pembersihan bagi Allah yang dilakukan oleh para malaikat bahwasanya tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui sesuatu dari ilmu-Nya kecuali dengan kehendak-Nya, dan bahwa mereka tidak akan pernah mengetahui sesuatu kecuali apa yang telah diajarkan-Nya.
Oleh karena itu mereka berkata, “Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau beritahukan kepada kami. Sesungguhnya Engkau yang Mahamengetahui lagi Mahabijaksana.” Artinya, Dia Mahamengetahui segala sesuatu dan Mahabijaksana dalam penciptaan, perintah, pengajaran dan pencegahan terhadap apa-apa yang Engkau kehendaki. Bagi-Mu hikmah dan keadilan yang sempurna. “SubhaanallaaH” menurut riwayat Ibnu Abi Hatim, dari Ibnu Abbas, artinya penyucian Allah terhadap diri-Nya sendiri dari segala keburukan.
Umar ra pernah mengatakan kepada Ali dan para sahabat yang ada bersamanya, “Laa Ilaaha Illa Allah (tiada Ilah yang hak selain Allah), kami telah mengetahuinya. Lalu apa itu Subhanallah?” Maka Ali pun berkata kepadanya, “Itulah kalimat yang disukai dan diridhai Allah untuk diri-Nya sendiri serta Dia sukai untuk diucapkan.”
Firman Allah : “Allah berfirman: ‘Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.’ Maka setelah itu diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: ‘bukankah sudah Aku katakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan.”‘
Zaid bin Aslam mengatakan, Adam berkata: “Engkau ini Jibril, engkau Mikail, engkau Israfil, dan seluruh nama-nama, sampai pada burung gagak.”
Mengenai firman Allah : “Allah berfirman: ‘Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda,” Mujahid mengatakan yakni nama-nama burung Merpati, burung gagak, dan nama-nama segala sesuatu.
Setelah keutamaan Adam atas malaikat ini terbukti dengan menyebutkan segala nama yang telah diajarkan oleh Allah kepadanya, maka Allah berfirman kepada para malaikat: “Bukankah sudah Aku katakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan.”
Ibnu Jarir mengatakan, pendapat yang paling tepat mengenai hal itu adalah pendapat Ibnu Abbas, bahwa makna firman-Nya: “Dan Aku mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan, ” Yaitu selain pengetahuan-Ku mengenai segala hal yang ghaib di langit dan di bumi, Aku juga mengetahui apa yang kalian nyatakan melalui lisan kalian dan apa yang kalian sembunyikan dari-Ku, baik itu apa yang kalian sembunyikan atau kalian perlihatkan secara terang-terangan. Yang mereka tampakkan melalui lisan mereka adalah ucapan mereka, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi ini orang yang akan membuat kerusakan padanya.” Sedangkan yang dimaksud dengan apa yang mereka sembunyikan, ialah apa yang disembunyikan oleh Iblis untuk menyalahi (perintah) Allah dan angkuh untuk menaatiNya.
Lebih lanjut Ibnu Jarir mengemukakan, hal ini dibenarkan sebagaimana masyarakat Arab suka mengucapkan, “Pasukan telah terbunuh dan terkalahkan.” Padahal yang terbunuh dan terkalahkan adalah satu atau sebagiannya saja. Lalu berita tentang satu orang yang terkalahkan dan terbunuh itu dinyatakan sebagai berita kekalahan kelompok mereka secara keseluruhan.
Contohnya firman Allah “Sesungguhnya orang-orang yang memanggilmu dari luar kamar(mu).” (QS.’Al-Hujuraat: 3). Disebutkan bahwa yang memanggil itu sebenarnya hanyalah satu orang saja dari Bani Tamim. Demikian juga, lanjut Ibnu Jarir, firman Allah: dan apa yang kamu sembunyikan.”
&
No comments:
Post a Comment