Friday, June 8, 2018

Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Fatihah (Pembukaan) 11 (QS1:7)

0 Comments
tulisan arab al-faatihah ayat 7
Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Fatihah (Pembukaan)
Surah Makkiyyah; surah ke 1: 7 ayat





Kata hidayah pada ayat ini berarti bimbingan dan taufiq. Terkadang kata hidayah (muta’addi/tansitif) dengan sendirinya (tanpa huruf lain yang berfungsi sebagai pelengkapnya) seperti pada firman-Nya di sini: iHdinash shiraathal mustaqiim (“Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus.”) dalam ayat tersebut terkandung makna, berikanlah ilham kepada kami, berikanlah taufik kepada kami, berikanlah rizky kepada kami, atau berikanlah anugerah kepada kami.
Sebagaimana yang ada pada firman-Nya: wa HadainaaHun najdaiin (“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.”)(al-Balad: 10) artinya, Kami telah menjelaskan kepadanya jalan kebaikan dan jalan kejahatan.

Selain itu, dapat juga menjadi muta’addi (transitif) dengan memakai kata “ila” sebagaimana firman-Nya: ijtabaaHu wa HadaaHu ilaa shiraathim mustaqiim (“Allah telah memilihnya dan menunjukkannya kepada jalan yang lurus.”)(an-Nahl: 121)

Makna hidayah dalam ayat-ayat di atas adalah dengan pengertian bimbingan dan petunjuk. Demikian juga firman-Nya: wa innaka lataHdii ilaa shiraathim mustaqiim (“Dan sesungguhnya engkau [Rasulullah saw.] benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.”)(asy-Syuraa’: 52)

Surah Asy-Syuura - سورة الشورى

[42:52] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah]


A052
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) - Al-Quran sebagai roh (yang menghidupkan hati perintah Kami; engkau tidak pernah mengetahui (sebelum diwahyukan kepadamu): apakah Kitab (Al-Quran) itu dan tidak juga mengetahui apakah iman itu; akan tetapi Kami jadikan Al-Quran: cahaya yang menerangi, Kami beri petunjuk dengannya sesiapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) adalah memberi petunjuk dengan Al-Quran itu ke jalan yang lurus,
(Asy-Syuura 42:52) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark

Terkadang ia [kata hidayah] menjadi muta’addi dengan memakai kata “li”, sebagaimana yang diucapkan oleh para penghuni surga: alhamdulillaaHil ladzii Hadaanaa liHaadzaa (“Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada surga ini.”)(al-A’raf: 43) artinya, Allah memberikan taufik kepada kami untuk memperoleh surga ini dan Dia jadikan kami sebagai penghuninya.

Surah Al-A'raaf - سورة الأعراف

[7:43] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah]


A043
Dan Kami cabutkan segala dendam dan hasad dengki dari hati mereka, (di dalam Syurga) yang mengalir beberapa sungai di bawah (tempat) masing-masing, dan mereka pula bersyukur dengan berkata: "Segala puji tertentu bagi Allah yang telah memberi hidayah petunjuk untuk (mendapat nikmat-nikmat) ini, padahal Kami tidak sekali-kali akan memperoleh petunjuk kalau Allah tidak memimpin kami (dengan taufiqNya); sesungguhnya telah datang Rasul-rasul Tuhan kami dengan membawa kebenaran". Dan mereka diseru: "Itulah Syurga yang diberikan kamu mewarisinya dengan sebab apa yang kamu telah kerjakan".
(Al-A'raaf 7:43) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark

Firman-Nya: ash-Shiraathal mustaqiim; Imam Abu Ja’far bin Jarir mengatakan, ahlut tafsir secara keseluruhan sepakat bahwa ash-shiraathal mustaqiim itu adalah jalan yang terang dan lurus. Kemudian terjadi perbedaan ungkapan para mufassir baik dari kalangan ulama salaf maupun khalaf dalam menafsirkan kata ash-shiraath, meskipun pada prinsipnya kembali kepada satu makna, yaitu mengikuti Allah dan Rasul-Nya.
Jika ditanya: “Mengapa seorang mukmin meminta hidayah pada setiap saat, baik pada waktu mengerjakan shalat maupun di luar shalat, padahal ia sendiri menyandang sifat itu. Apakah yang demikian itu termasuk tahshilul bashil (berusaha memperoleh sesuatu yang sudah ada)?” jawabannya adalah tidak. Kalau bukan karena dia perlu memohon hidayah siang dan malam hari, niscaya Allah tidak akan membimbing ke arah itu. Sebab seorang hamba senantiasa membutuhkan Allah setiap saat dan situasi agar diberi keteguhan, kemantapan, penambahan, dan kelangsungan hidayah, karena ia tidak kuasa memberikan manfaat atau mudlarat kepada dirinya sendiri kecuali Allah menghendaki. Oleh karena itu Allah selalu membimbingnya agar ia senantiasa memohon kepada-Nya setiap saat dan supaya Dia memberikan pertolongan, keteguhan dan taufik.
Orang yang berbahagia adalah orang yang diberi taufik oleh Allah untuk memohon kepada-Nya. Sebab Allah telah menjamin akan mengabulkan permohonan seseorang jika ia memohon kepada-Nya, apalagi permohonan orang yang dalam keadaan terdesak dan sangat membutuhkan bantuan-Nya, pada tengah malam dan siang hari. Firman Allah: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.” (an-Nisaa’: 136)

Surah An-Nisaa' - سورة النساء

[4:136] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah]


A136
Wahai orang-orang yang beriman! Tetapkanlah iman kamu kepada Allah dan RasulNya, dan kepada Kitab Al-Quran yang telah diturunkan kepada RasulNya (Muhammad, s.a.w), dan juga kepada Kitab-kitab Suci yang telah diturunkan dahulu daripada itu. Dan sesiapa yang kufur ingkar kepada Allah, dan Malaikat-malaikatNya, dan Kitab-kitabNya, dan Rasul-rasulNya dan juga Hari Akhirat, maka sesungguhnya ia telah sesat dengan kesesatan yang amat jauh.
(An-Nisaa' 4:136) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark

Allah telah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk tetap beriman. Dan hal itu bukan termasuk tahshilul hashil, karena maksudnya adalah ketetapan, kelangsungan, dan kesinambungan amal yang dapat membantu kepada hal tersebut. Allah juga memerintahkan kepada hamba-Nya yang beriman agar mengucapkan do’a: rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz Hadaitanaa wa Hablanaa mil ladungka rahmatan innaka antal waHHaab (“Ya Rabb kami, jangan Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, karena sesungguhnya Engkau Mahapemberi [karunia].”)(Ali ‘Imraan: 8)

Surah A-li'Imraan - سورة آل عمران

[3:8] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah]


A008
(Mereka berdoa dengan berkata): "Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau memesongkan hati kami sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan kurniakanlah kepada kami limpah rahmat dari sisiMu; sesungguhnya Engkau jualah Tuhan Yang melimpah-limpah pemberianNya.
(A-li'Imraan 3:8) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark

Abu Bakar ash-Shiddiq pernah membaca ayat ini dalam rakaat ketiga pada shalat maghrib secara sirri (tidak keras), setelah selesai membaca al-Fatihah.
Dengan demikian, makna firman-Nya: iHdinash shiraathal mustaqiim; adalah: “Semoga Engkau terus berkenan menunjuki kami di atas jalan yang lurus itu dan jangan Engkau simpangkan ke jalan yang lainnya.”

Shiraathal ladziina an-‘amta ‘alaiHim ghairil magh-dluubi ‘alaiHim waladl-dlaaalliiin (“[Yaitu] jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan [jalan] mereka yang dimurkai dan bukan [pula jalan] mereka yang sesat.”)

Firman-Nya: Shiraathal ladziina an-‘amta ‘alaiHim (“Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka.”) adalah sebagai tafsir dari firman-Nya, jalan yang lurus. Dan merupakan badal menurut para ahli nahwu dan boleh pula sebagai athaf bayan. wallaaHu a’lam.
Orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah itu adalah orang-orang yang tersebut dalam surah an-Nisaa’, Dia berfirman:
“Dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya. yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.” (an-Nisaa’: 69-70)

Surah An-Nisaa' - سورة النساء

[4:69 - 4:70] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah]


A069
Dan sesiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya, maka mereka akan (ditempatkan di syurga) bersama-sama orang-orang yang telah dikurniakan nikmat oleh Allah kepada mereka, iaitu Nabi-nabi, dan orang-orang Siddiqiin, dan orang-orang yang Syahid, serta orang-orang yang soleh. Dan amatlah eloknya mereka itu menjadi teman rakan (kepada orang-orang yang taat).
(An-Nisaa' 4:69) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark

A070
Yang demikian itu adalah limpah kurnia dari Allah; dan cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui (akan balasan pahalanya).
(An-Nisaa' 4:70) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota Bookmark

(bersambung ke bagian 12)

No comments:

Post a Comment

 
back to top