Saturday, June 9, 2018

Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah ayat 60

0 Comments

Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah ayat 60

17FEB
tulisan arab surat albaqarah ayat 60“Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu’. Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rizki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.” (QS. 2:60)
Allah berfirman kepada Bani Israil: “Ingatlah nikmat yang telah Aku anugerahkan dengan mengabulkan do’a Nabi Musa as. ketika memohon air untuk kalian semua. Maka Aku pun segera mempermudah dan mengeluarkan air bagi kalian dari sebuah batu. Aku pancarkan dari batu itu dua belas mata air. Masing-masing suku dari kalian (Bani Israil) memiliki mata air yang sudah diketahui.”
Karena itu, “Makanlah dari manna dan salwa. Minumlah dari air yang telah Aku pancarkan bagi kalian tanpa perlu usaha dan kerja keras, serta beribadahlah kepada Rabb yang telah menciptakan semua itu untuk kalian”.
Firman-Nya, “Dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan. “Artinya, janganlah kalian balas berbagai nikmat itu dengan kemaksiatan. Sebab jika kalian melakukannya, nikmat tersebut akan dicabut dari kalian.
Kisah ini hampir sama dengan kisah yang terdapat dalam surat al-A’raf, tetapi surat tersebut turun di Makkah. Oleh karena itu, pemberitaan mengenai diri mereka menggunakan dhamir (kata ganti) orang ketiga. Karena di dalam ayat itu Allah menceritakan kepada Rasul-Nya, Muhammad saw, mengenai apa yang Dia lakukan terhadap Bani Israil. Sedangkan kisah yang terdapat dalam surat (al-Baqarah ini), turun di Madinah. Sehingga ayat ini ditujukan langsung kepada mereka, dan Dia memberitahukan melalui firman-Nya: “Maka berpancarlah daripadanya dua belas mata air.” (QS. Al-A’raaf: 160).
Inbajasat maksudnya pancaran mata air yang pertama kali. Sedang di dalam Surat al-Baqarah ini diberitakan di akhir situasinya yaitu infijar, maka tepatlah penyebutan infijar (pemancaran air) pada ayat ini, dan permulaan pemancaran air pada ayat lain. Wallahu a’lam.
Di antara kedua siyaq (konteks) tersebut terdapat perbedaan dari sepuluh segi, baik secara lafziyah maupun maknawiyah. Dalam tafsirnya, al-Zamakhsyari telah mengajukan pertanyaan mengenai hal itu dan dia kemukakan sendiri jawabannya, dan jawaban tersebut mendekati (kebenaran). Wallahu a’lam.
&

No comments:

Post a Comment

 
back to top